Kemacetan Jakarta

Jakarta, bila kita mendengar nama kota itu pasti ujung-ujungnya nyambung ke MACET. Jakarta adalah kota terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 7 juta jiwa pada tahun 2007, bayangin aja itu adalah jumlah penduduk Jakarta 3 tahun yang lalu, mungkin jumlahnya bisa bertambah banyak lagi sekarang.
Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan kemacetan Jakarta ini, misalnya kendaraan yang berhenti seenaknya di jalan, rambu-rambu lalu lintas yang rusak, para pengandara yang tidak sabaran dijalan dan main nyalib aja dan masih banyak sebab-sebab lain yang sebagian besar ya karena kurangnya kesadaran para pengguna jalan. Sampai-sampai jalan tol yang dibilang jalan bebas hambatan saja jadi ikutan macet karena sebab-sebab tadi.
Kemacetan Jakarta ini juga banyak menimbulkan kerugian bagi masyarakat maupun Negara, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bambang Susantono, mengacu pada kajian Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP 2004), menyebutkan kerugian akibat kemacetan lalu-lintas di DKI Jakarta mencapai Rp 8,3 triliun, dan itu tahun 2004,kira-kira berapa lagi kerugian Negara sekarang yang disebabkan kemacetan Jakarta ini. Untuk masyarakat juga banyak kerugiannya, seperti kehilangan banyak waktu untuk beraktivitas, hidup jadi kurang sehat karena terlalu banyak menghirup asap knalpot saat macet dan itu juga sangat boros BBM!

Kebayang ga si kalo kita ada diantara pemakai jalan diatas? Pasti rasanya panas, sumpek pokoknya serba ga enak deh, bener-bener buang waktu untuk beraktivitas disiang hari.
Solusi
Kalau ditanya soal solusi sih banyak, udah banyak orang-orang yang ngasih pendapat mereka buat ngatasin masalah macet di Jakarta ini, sekarang tergantung bagaimana ngajalanin semua solusi itu aja.
Contoh solusinya ya seperti pengurangan pamakaian kendaraan pribadi, bayangin aja perbandingan antara kendaraan pribadi dan kendaraan umum itu 98% banding 2%, perbandingan yang benar-benar jauh. Pemerintah benar-benar harus membatasi penggunaan kendaraan pribadi, bisa dengan cara meningkatkan pajak impor kendaraan mewah, dan mempertimbangkan paja progresif orang-orang kaya di Jakarta, bisa juga dengan membatasi penggunaan premium/BBMdan penggunaan plat merah diluar jam dinas kantor (source: www.id.shvoong.com).
Dan untuk kendaraan Busway, cara ini tidak akan selalu efektif, buktinya masih saja Jakarta ditimpa macet yang berkepanjangan. Menurut saya penambahan jalur untuk busway dan penyempitan jalur untuk kendaraan umum atau pribadi malah akan menambah tingkat kemacetan bila penggunaan kendaraan pribadi tidak dikurangi jumlahnya.

Post a Comment