Banjir di Jakarta

Jakarta dan Jakarta, ibu kota Negara Republik Indonesia, dan kota terbesar di Indonesia ini yang paling sering tertimpa masalah yang sepertinya sudah menjadi rutinitas kota tersebut. Selain MACET, masih ada lagi masalah yang benar-benar menimmbulkan efek kerugian yang sangat besar bagi masyarakat kota tersebut maupun Negara Indonesia. Banjir, merupakan masalah atau bisa dibilang bencana yang menimpa Jakarta setiap tahunnya, dan sama seperti macet, kemungkinan bencana tersebut bertambah parah semakin tinggi setiap tahunnya. Contohnya banjir yang melanda ibu kota Negara Indonesia tersebut pada bulan Oktober kemarin tingginya mencapai ketinggian pinggang orang dewasa.



Banjir diatas terjadi di wilayah cempaka putih Jakarta pusat. Banjir ini juga sangat mengganggu kondisi lalu lintas, yang selalu berujung lagi ke macet.



Diatas adalah gambar para pengendara yang sedang berusaha menerjang banjir di jalan Sudirman.

Berdasarkan info, banjir di Jakarta tersebut mengakibatkan tinggi permukaan air laut mulai naik, sehingga sangat membahayakan bagi keamanan masyarakat kota tersebut. Seorang pengamat iklim, Armi Susandi mengatakan bahwa pada tahun berikutnya Jakarta Utara akan semakin banyak rendaman karena kenaikan air laut, sedangkan Jakarta Selatan juga karena curah hujan yang meningkat juga karena limpahan dari Bogor. Beliau juga mengatakan bahwa di Jakarta curah hujan akan naik 3 persen setiap tahunnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto kepada para wartawan di Balaikota, Jakarta, Selasa (26/10/2010), mengatakan, genangan terjadi akibat drainase di jalan tersumbat. Prijanto juga mengakui, banyak drainase yang saat ini tersumbat di wilayah Jakarta. "Memang masih banyak. Ini semua akan diselesaikan di program tahun 2011. Di situ akan ada crossing saluran-saluran. Itu semua akan diperbaiki," katanya. Jadi sampai tahun 2011 jakarta tetap terendam banjir.
Prijanto menambahkan, pada 2011, ada 56 lokasi genangan jalan arteri dan kolektor di DKI yang akan diselesaikan. Angka ini terdiri dari 15 lokasi di Jakarta Pusat, 5 lokasi di Jakarta Utara, 6 lokasi di Jakarta Timur, 11 lokasi di Jakarta Selatan, dan 19 lokasi di Jakarta Barat. Total anggaran untuk penyelesaian lokasi genangan ini mencapai Rp 102,4 miliar.
Selanjutnya, pada 2012, ada 17 lokasi genangan yang akan dibenahi. Penyelesaian ini akan memakan dana Rp 35,2 miliar. Sementara itu, tahun ini, ada 33 lokasi genangan yang diperbaiki dengan menghabiskan dana Rp 65,7 miliar. Selain itu, saat ini ada dua drainase di sekitar Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin yang diperbaiki. Dia mengakui, drainase itu tak cukup besar untuk menampung air hujan.

Sebenarnya sih kalau dipikir-pikir, selain karena curah hujan yang semakin meningkat di Jakarta, masih ada sebab lainnya yang diakibatkan oleh masyrakat kota Jakarta sendiri. contohnya dari yang paling simple aja, masih ingat kan dulu waktu SD kita dilarang buang sampah sembarangan, nah semua itu ada hubungannya sama banjir. “membuang sampah sembarangan itu termasuk penyebab banjir”, itu kata-kata yang sering saya dengar saat pelajaran IPA atau PPKN di SD dulu. Dan ternyata itu memang benar, sayangnya masyarakat tidak terlalu memperhatikan hal tersebut, yang seperti ini masih dianggap hal yang sepele. Bayangin aja, ada pejabat yang bilang dia melihat kulkas yang dibuang di sungai! Ya ampun, sampah yang hanya seplastik kecil aja sudah bisa bikin saluran terhambat, apalagi kulkas yang besarnya segitu. Karena itu, bolehlah kita mengkritik atau protes sama cara kerja pemerintah dalam menangani masalah ini, TAPI, kita juga harus sadar diri sama sikap dan kelakuan. Kalau misalnya pemerintah sudah berusaha menangani masalah ini tapi rakyatnya belum ada yang sadar juga kan percuma usaha yang dilakukan pemerintah.

Semoga masalah-masalah yang menimpa Negara kita bisa cepat terselesaikan dengan kerjasama antara pemerintah dan rakyatnya.amiiin.

Post a Comment